Pembelajaran Jarak Jauh: Strategi Jitu Dalam Masa Pandemi

Pendahuluan

Selama masa pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) atau selama berlangsungnya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagian besar sekolah ditutup. Menurut UNESCO (2020) Per tanggal 31 Mei 2020, diperkirakan sekitar 1,184 miliar peserta didik di 142 negara tidak dapat bersekolah atau sekitar 67,6% dari seluruh pelajar yang terdaftar di sekolah.  Dalam jumlah itu termasuk di dalamnya lebih kurang 45 juta peserta didik di Indonesia yang terkena dampaknya (Badan Pusat Statistik, 2020).  Sebagai pengantinya menurut SE Kemendikbud No. 15 tahun 2020 tanggal 18 Mei 2020, dilakukan metode pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) daring dan/atau luring. 

Istilah untuk PJJ bisa saja berbeda-beda. Ada yang menyebutnya sebagai home learning atau Belajar dari Rumah (BdR), karena proses pembelajaran tidak dilakukan secara secara langsung di sekolah, melainkan dilakukan di rumah. Ada pula yang menyebutnya sebagai pembelajaran daring, karena menggunakan fasilitas internet dalam melakukan proses pembelajaran.  Apapun namanya itu, ada satu kesamaannya, yaitu proses belajar dilakukan secara jarak jauh (terpisah secara geografis) atau dengan kata lain guru dengan peserta didik tidak berada dalam satu atap.  Hal itu harus dilakukan mengingat salah satu protokol kesehatan yang wajib dilakukan masyarakat untuk menghindari tertular virus SARS-CoV-2, yaitu physical distancing (pembatasan fisik atau menjaga jarak).

Baca lebih lanjut

Kreatif dan Produktif menggunakan ScratchJr pada jenjang PAUD

Anak-anak dalam era ini tumbuh, dibentuk, dan diasah dalam dua dunia berbeda. Dunia nyata dan dunia digital melalui beragam gawai dan aplikasi yang terdapat dalam perangkat teknologi digital. Penggunaan gawai bagi anak usia dini (AUD) dapat dioptimalkan dengan perangkat lunak atau aplikasi edukatif, salah satunya, yaitu ScratchJr.  ScratchJr merupakan perangkat lunak atau aplikasi yang dapat digunakan AUD usia 5-7 tahun untuk mewujudkan imajinasi dan ekspresi kreativitas melalui bahasa pemrograman sederhana. ScratchJr merupakan hasil kolaborasi antara kelompok riset DevTech di Departemen Studi Anak Eliot-Pearson dan Pengembangan Manusia di Tufts University, kelompok riset TK sepanjang masa di MIT Media Lab, dan Playful Invention Company. Aplikasi ScratchJr digunakan oleh AUD untuk membuat cerita kreatif, animasi, dan bahkan menghasilkan permainan interaktif yang dapat disampaikan dalam konteks bermain. Harapannya, AUD akan semakin kreatif sekaligus produktif dengan menggunakan ScratchJr.

Baca lebih lanjut

Buku Pedoman PAUD tahun 2018

Terlampir file buku Pedoman PAUD Tahun 2018 yang berjumlah 10 buku.  Penerbitnya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat –

Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini.

01.Penanaman_Sikap PAUD_2018

02.Pedoman_Penyusunan_SOP PAUD_2018

03.Penyusunan_KTSP_PAUD_2018

04.Kerangka_Dasar & Struktur Kurikulum PAUD_2018

05.Kurikulum PAUD_Apa_Mengapa_& Bagaimana_2018

06.Pedoman_Pengelolaan_Kelas PAUD_2018

07.Pedoman_Pengembangan_Tema_Pembelajaran PAUD_2018

08.Pengembangan_RPP PAUD_2018

09.Pengelolaan_Pembelajaran PAUD_2018

10.Pedoman_Penilaian_Pembelajaran PAUD_2018

Silakan diunduh, dibaca, dipelajari dan diterapkan.

 

Pengunaan Model Pembelajaran Flipped Classroom dengan Moodle Sebagai Implementasi dari Blended Learning

Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan menjadikan peserta didik aktif dalam pembelajaran. Flipped Classroom (FC) atau Inverted classroom merupakan salah satu pemanfaatan dan implementasi dari teknologi pendidikan dalam format Blended learning (BL). Pada prinsipnya model pembelajaran FC adalah apa yang secara tradisional dilakukan di kelas sekarang dilakukan di rumah, dan apa yang secara tradisional dilakukan sebagai pekerjaan rumah (PR) sekarang diselesaikan di dalam kelas. Peserta didik melakukan kegiatan Lower Order thinking Skills atau LOTS, di luar kelas dan berfokus pada kegiatan pembelajaran Higher Order Thinking Skills atau HOTS di dalam ruang kelas, di mana peserta didik mendapat dukungan dari guru dan teman-temannya. Guru dapat menerapkan FC menggunakan Learning Management System (LMS) Moodle serta memanfaatkan fitur-fitur yang lebih luas dalam BL. Karena selain video pembelajaran, teknologi multimedia, ruang kelas virtual, pesan suara, email, konferensi jarak jauh, animasi teks daring serta streaming video dapat digunakan dalam model FC untuk memperluas jangkauan pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan dan mengoptimalkan proses belajar.

Baca lebih lanjut

Big Data Dalam Dunia Pendidikan

Pendahuluan

Beberapa waktu yang lalu penulis mendapatkan notifikasi melalui akun surat elektronik (email) untuk mengunjungi link salah satu laman Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU swasta via daring terkait dengan akun yang dimiliki.  Setelah dicoba, link itu dapat diakses.  Selain data identitas diri, juga berisi sekumpulan data pengisian bahan bakar mulai dari saat menjadi anggota sampai termutakhir.  Di dalam data tersebut tercantum jenis, volume bahan bakar, tanggal, lokasi stasiun dan poin yang didapatkan dari pembelian bahan bakar minyak (bbm).   Bayangkan besar dan kompleksnya data yang dimiliki oleh SPBU swasta itu selama sekian tahun dengan ratusan ribu anggotanya.  Data yang terkumpul dapat dianalisis dan mempunyai manfaat tertentu, khususnya bagi pengelola SPBU.  Misal, pada bulan tertentu trend atau kecenderungan konsumsi bahan bakar ternyata lebih tinggi dibandingkan konsumsi di bulan lainnya, sehingga pada bulan yang bersangkutan itu pihak SPBU akan meningkatkan jumlah ketersediaan bahan bakar di stasiun-stasiun yang dimilikinya agar pendapatannya meningkat.

Baca lebih lanjut

Buku Tematik Kurikulum 2013 Kelas 1 dan 4 – 2016

Berikut terlampir buku-buku tematik Kurikulum 2013 untuk Guru dan Siswa Kelas 1 dan 4 edisi revisi – 2016

Kelas 1 – Buku Siswa

kelas_01_sd_tematik_1_diriku_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_2_kegemaranku_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_3_kegiatanku_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_4_keluargaku_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_5_pengalamanku_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_6_lingkungan_bersih_sehat_dan_asri_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_7_benda_hewan_dan_tanaman_di_sekitarku_siswa_2016

kelas_01_sd_tematik_8_peristiwa_alam_siswa_2016

Kelas 1 – Buku guru

kelas_01_sd_tematik_1_diriku_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_2_kegemaranku_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_3_kegiatanku_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_4_keluargaku_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_5_pengalamanku_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_6_lingkungan_bersih_sehat_dan_asri_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_7_benda_hewan_dan_tanaman_di_sekitarku_guru_2016

kelas_01_sd_tematik_8_peristiwa_alam_guru_2016

Kelas 4 – Buku Siswa

kelas_04_sd_tematik_1_indahnya_kebersamaan_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_2_selalu_berhemat_energi_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_3_peduli_terhadap_makhluk_hidup_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_4_berbagai_pekerjaan_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_5_pahlawanku_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_6_pengalamanku_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_7_indahnya_keragaman_di_negeriku_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_8_daerah_tempat_tinggalku_siswa_2016

kelas_04_sd_tematik_9_kayanya_negeriku_siswa_2016

Kelas 4 – Buku Guru

kelas_04_sd_tematik_1_indahnya_kebersamaan_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_2_selalu_berhemat_energi_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_3_peduli_terhadap_makhluk_hidup_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_4_berbagai_pekerjaan_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_5_pahlawanku_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_6_pengalamanku_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_7_indahnya_keragaman_di_negeriku_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_8_daerah_tempat_tinggalku_guru_2016

kelas_04_sd_tematik_9_kayanya_negeriku_guru_2016

Selamat belajar ….

Guru Oke – Guru Profesional

Image result for my teacher

“Di dunia ini hanya ada 2 jenis profesi, yaitu: Pendidik (baca : Guru) dan profesi lainnya”.  Demikian slogan seorang peserta yang fanatik dalam suatu seminar pendidikan. Pendapat tersebut menarik untuk dicermati, karena menurut penulis kecenderungan memilih profesi guru justru kurang diminati dewasa ini.  Menjadi Guru bukan lagi pilihan utama bagi kebanyakan orang sebagai karir yang menjanjikan.  Generasi masa kini, terutama di kota-kota besar cenderung memilih profesi yang “lebih menjanjikan”.  Tidak lepas dari kenyataan yang ada, kebanyakan guru karena digaji “pas-pasan” merasa tidak perlu bertindak secara profesional dalam bidangnya.  Alasannya “gimana mau profesional, bila urusan perut saja masih kurang”. “Trenyuh” mendengar penyataan itu keluar dari mulut guru yang merupakan ujung tombak proses “mencerdaskan kehidupan bangsa” di negara kita.

Baca lebih lanjut